Ragi, atau dalam bahasa Inggris disebut starter,
merupakan inokulum yang ditambahkan ke dalam suatu substrat sehingga substrat
tersebut akan berubah, atau mengalami fermentasi. Pada umumnya, ragi yang
digunakan oleh orang Indonesia
untuk membuat makanan fermentasi, seperti tape dan tempe , mengandung lebih dari satu jenis
mikroorganisme, baik khamir, kapang, maupun bakteri.
Bakteri Acetobacter xylinum adalah bakteri Gram negatif
yang dapat mensistesis selulosa dari fruktosa. Selulosa ini memiliki pori melintang pada
kristal mini glukan yang kemudian terkoalisi dedalam mikrofibril. Cluster
mikrofibril yang ada dalam struktur senyawa yang terbentuk seperti pita-pita
ini dpat diamatai secara langsung menggunakan mkroskop. Acetobacter xylinum
merupkan suatu model sistem untuk mempelajari enzim dan gen yang terlibat dalam
biosintesis selulosa. Jumlah inokulum yang diberikan 10 – 20% dari bakteri umur
6 hari.
Acetobacter xylinum sebagai starter pembuat
nata
A, xylinum secara luas tersebar
di alam dan umumnya merupakan kontaminan dalam industri vinegar menggunakan
A.aceti. A. xylinum dapat diisolasi dari buah yang busuk, sayuran dan air
kelapa yang terfermentasi. Banyak strain A. xylinum yang mampu menghasilkan
selulosa dengan berbagai sumber gula seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, gula
invert, etanol dan gliserol. Produksi selulosa oleh A. xylinum dapat dilakukan
pda kondisi kultur statis ataupun teragitasi. A. xylinum mampu tumbuh pada pH
sekitar 3,5 meskipun umumnya perkembangan selulosa terjadi [ada pH 4,0 – 5,0.
Pemeliharaan A. xylinum
Acetobacter xylinum biasanya
dipelihara dalam gara miring tomat agar. Tomat segar sebanayk 200 g direbus
dalam aquades sebanyak 500 ml selama 30 menit. Hasil yang diperoleh kemudian
disaring dan dicampur dengan 1g ekstrak khamir, 50 g sukrosa, 2,5 g pepton dan
20 g agar. Volume kemudian dibuat menjadi 1000 ml dengan menamahkan air dan
disterilkan pada 121 C selama 15 menit. A. xylinum ditumbuhkan dengan cara
digoreskan pada agar miring dan diinkubasi pada 30 C selama 4 hari.
Pembuatan starter nata
Acetobacter xylinum yang telah
tumbuh pada agar miring diinokulasikan pada medium steril yang dalam tiap
liternya mengandung glukosa 20 g ekstrak khamir 5 g, pepton 5 g dan K2HPO4 2,7
g. pH diatur menjadi 4,2 menggunakan asam asetat. Inkubasi dilakukan secara
stratis selama 7 hari pada suhu 30 C.
Medium Air kelapa
Medium Air kelapa
Air kelapa yang telah direbus
selama 3 menit ditambah ammonium sulfat 0,5 % dan sukrosa 10% denga pH diatur
menjadi 4,2 menggunakan asam asetat glacial. Tambahkan starter nata 20%, wadah
kemudian ditutup dengan kain saring dan inkubasi selama 15 – 20 hari.
Pemanenan Nata
Lembaran nata yang terbentuk
diambil dan dicuci berulang untuk menghilangkan asam asetatnya dan dipotong
menjadi berbentuk kubus. Potongan kubus direndam dalam air selama 24 jam dengan
secara berkala menggati airnya sampai hilang bau asamnya. Dan siap dicampur
atau dikonsumsi dengan ebrbagai cara pengolahan.
Lactobacillus
adalah genus
bakteri
gram-positif,
anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik. Genus
bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian
karena kebanyakan anggotanya dapat mengubah laktosa
dan gula
lainnya menjadi asam laktat. Kebanyakan dari bakteri ini umum
dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam manusia, bakteri ini dapat ditemukan
di dalam vagina
dan sistem pencernaan, dimana mereka bersimbiosis
dan merupakan sebagian kecil dari flora usus. Banyak spesies
dari Lactobacillus memiliki kemampuan membusukkan materi tanaman yang
sangat baik. Produksi asam laktatnya membuat lingkungannya bersifat asam dan
mengganggu pertumbuhan beberapa bakteri merugikan. Beberapa anggota genus ini
telah memiliki genom
sendiri.
Beberapa spesies Lactobacillus
sering digunakan untuk industri pembuatan yogurt, keju, sauerkraut,
acar, bir, anggur (minuman), cuka, kimchi, cokelat,
dan makanan hasil
fermentasi lainnya, termasuk juga pakan hewan, seperti silase. Ada pula roti adonan asam, dibuat dengan
"kultur awal", yang merupakan kultur simbiotik antara ragi dengan bakteri asam laktat yang berkembang di media pertumbuhan air dan tepung.
Laktobasili, terutama L. casei dan L. brevis, adalah dua
dari sekian banyak organisme yang membusukkan bir. Cara kerja spesies ini
adalah dengan menurunkan pH bahan fermentasinya dengan membentuk asam laktat.
Lactobasilus sp sebagai starter pembuatan yoghurt
Kata Yoghurt berasal dari bahasa
Turki yaitu jugurt atau yogurut yang artinya susu asam. Secara
definisi, yoghurt adalah produk yang diperoleh dari susu yang telah
dipasteurisasi, kemudian difermentasikan dengan bakteri tertentu sampai
diperoleh keasaman, bau, dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan bahan
lain (Surajudin et al., 2006).
Yoghurt terbuat dari susu sapi
segar atau produk susu olahan, bakteri starter, pemberi cita rasa dan
penambahan susu skim sebagai pengental (De Vuyst, 2000).
Bakteri yang digunakan dalam
pembuatan yoghurt adalah kelompok Bakteri Asam Laktat (BAL) yaitu Streptococcus
salivarus subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp.
bulgaricus sebagai starter dalam pembuatan yoghurt, serta Lactobacillus
acidophilus, Lactobacillus casei dan Bifidobacterium
sebagai bakteri probiotik (Shah,
1999).
Bakteri Lactobacilus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sebagai bakteri starter
dalam pembuatan yoghurt digunakan dengan perbandingan 1 : 1. Kedua bakteri
tersebut menguraikan laktosa susu menjadi asam laktat dengan berbagai komponen
aroma dan cita rasa. Lactobacilus bulgaricus berperan dalam pembentukan
aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus berperan dalam pembentukan
cita rasa khas yoghurt. Yoghurt dapat dibuat dari susu segar atau produk susu
dengan atau tanpa penambahan susu bubuk atau susu skim bubuk.
Sumber susu segar dapat berasal
dari susu sapi, kerbau, kambing, unta, dan susu
kedelai (Jay, 1992).
Cita rasa khas yoghurt timbul
dari senyawa yang dihasilkan oleh bakteri
asam laktat dalam yoghurt yaitu :
asam-asam non-volatil (laktat, piruvat, oksalat),
asam-asam mudah menguap (format,
asetat, propionat), senyawa karbonil
(asetaldehida, aseton) dan
senyawa lain seperti asam-asam amino (Suarsana et al.,
2005).